This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Kamis, 24 Januari 2013
Mitigasi Bencana Tsunami
11.45
Unknown
Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波;
tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti
"ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat
di bawah laut, letusan gunung berapi
bawah laut, longsor
bawah laut, atau atau hantaman meteor
di laut. Gelombang
tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah
tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat
merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat
terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan
demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah
laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun
hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga
mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh
aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah
merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan
korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan
pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang
pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad
ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian
masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
geologi,
geografi, dan oseanografi pada masa lalu
menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis,
seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang
ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini
mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan
tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah
menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific
Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat
ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang
membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat
di Indonesia.
Terminologi
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu
berarti pelabuhan,
dan nami berarti gelombang.
Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami
telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan
dengan gelombang
pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan
tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang
tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan
tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama
menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian
tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika
kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang
menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau
"memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini
tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis
sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki
arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna
atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah
contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama
di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir
barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong
berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong
berarti tsunami.
Penyebab Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan
yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat
mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan
terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada
kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai
ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan
menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang
dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga
beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan
meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa
ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan
bumi atau sesar. Gempa bumi juga
banyak terjadi di daerah subduksi,
dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta
runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi.
Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air
laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis
atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup
besar, dapat terjadi megatsunami
yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
• Gempa
bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
• Gempa
bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar
turun
Sistem Peringatan Dini
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem
peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian
tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai
penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat
yang ada di dasar atau permukaan laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama
denganperangkat yang mengapung di laut buoy,
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh
pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan
untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di
Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan
lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat
membuat Pasific Tsunami Warning Center
pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan
internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan
dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska,
dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta
oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup
berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan
pasti. Episenter dari
sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung.
Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi
gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di
pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang
mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti
kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam
tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan
tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan
secara akurat.
Kamis, 17 Januari 2013
Mitigasi Bencana Longsor
10.58
Unknown
Longsor
Longsor atau
sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan
atau tanah dengan berbagai tipe
dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum
kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor
pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi
suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut
berpengaruh:
• erosi yang disebabkan
aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang
menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
• lereng
dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
• gempa bumi menyebabkan
getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa
batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
• gunung berapi menciptakan
simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
• getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan
bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat
yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju.
Rabu, 16 Januari 2013
Salam Pembuka
19.32
Unknown
Assalamu'alaikum wr. wb.
Selamat datang di blog kami. blog ini kami buat karena tugas yang diberikan oleh Bapak Guru kami yang mengajar pelajaran PLH di SMPN 1 Tasikmalaya. Semoga bermanfaat bagi anda.
Wassalamu'alikum wr. wb.
Mitigasi Bencana Gempa
18.51
Unknown
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis Gempa Bumi
Jenis gempa bumi dapat dibedakan berdasarkan:
Berdasarkan Penyebab
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
Berdasarkan Kedalaman
• Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
• Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
• Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa
• Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
• Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Akibat Gempa Bumi
• Bangunan roboh
• Kebakaran
• Jatuhnya korban jiwa
• Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
• Tanah longsor akibat guncangan
• Banjir akibat rusaknya tanggul
• Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
Cara Menghadapi Gempa Bumi
Bila berada di dalam rumah:
• Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat tidur.
• Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
• Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
• Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
• Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
• Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
• Jauhi rak-rak dan kaca jendela.
Bila berada di dalam ruangan umum:
• Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
• Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
• Segera hentikan di tempat yang terbuka.
• Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
• Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
• Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
Bila sedang berada di dalam lift:
• Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat.
• Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
• Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
• Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
Bila sedang berada di dalam kereta api:
• Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak
• Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
• Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
• Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
• Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
• Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
• Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. * * * Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
• Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.